Banyak hal baru dari Ramadhan yang baru saja kami lewati. Namun ada juga beberapa yang hilang yang membuat kami harus tergugu ketika Ramadhan berlalu. Sejatinya, semua merupakan pelajaran hidup buat saya dan suami, serta anak-anak.
Waktu ternyata berjalan begitu cepat. Saya masih ingat ketika menulis tulisan ‘Ramadhan Pertama Kayyisha’ 3 tahun lalu, ketika dia baru belajar puasa dan Naufal baru belajar mengenal masjid. Perjalanan tiap Ramadhan memang harus bisa menjadi sebuah kepompong kehidupan buat kami, agar setelahnya kami bisa menjadi kupu-kupu yang indah.
Sebelum Ramadhan dimulai, kamu sudah berniat bahwa Ramadhan tahun ini nggak akan mengikuti banyak kegiatan di luar, selain di masjid dekat rumah. Tawaran Pesantran Ramadhan-pun semua kami lewati. Bulan Ramadhan tahun ini, saya punya program khusus yang akan kami lakukan bersama.
Lalu kami duduk melingkar bersama menyusun target masing-masing. Anak-anak masih perlu dipandu karena saya harus memberi mereka challenge yang lebih tinggi. Memberi tantangan kepada anak-anak sebenarnya seperti men-challenge diri sendiri. Karena artinya, saya harus konsisten mengawal mereka, mengingatkan dan mengondisikan lingkungan rumah agar selalu kondusif.
Berbeda dengan program tahun sebelumnya yang temanya “menjadi keluarga cinta masjid”, tahun ini program kami bertema “menjadi sahabat Al Quran”.
Tentunya, sebelum program ini dibuat, kami ngobrol-ngobrol dulu apa manfaat menjadi sahabat Al Quran ini. Sebelumnya, bersama Ustadz pembimbingnya, anak-anak pernah menjalankan Project Based Qur’an. Ustadz Herry Nurdi sering mengajak anak-anak berbincang tentang manfaat mengenal diri sendiri agar lebih mengenal Allah dan mengajak mereka berdiskusi tentang ini. Di salah satu tugas project ini, anak-anak diminta untuk mempresentasikan tentang ‘bagian tubuh yang spesifik dan apa penjelasannya dalam Al Qur’an.’
Membahas Al Qur’an bukanlah materi yang selesai dalam hitungan bulan, namun merupakan program belajar kami seumur hidup. Kita, para orangtua pun mungkin belum tuntas juga memperlajarinya. Jadi saya merasa harus belajar lebih banyak supaya bisa menemani anak-anak melalui program ini.
Jadi program inilah yang akan menjadi main project kami, menjadi sahabat Al Quran. Terlebih karena saya merasa interaksi saya bersama Al Qur’an belum maksimal, jadi saya sekalian saja mengajak anak-anak untuk melakukan bersama-sama.

Program Menjadi Sahabat Al Quran Dimulai
Anak-anak menuliskan targetnya masing-masing di buku catatan. Naufal memiliki target: Full tarawih, shalat jama’ah 5 waktu, membaca Al Qur’an 5 waktu ba’da shalat fardhu dan infaq dari uang jajan harian Rp 5000/minggu.
Sedangkat target Kayyisha: Full shaum, membaca Al Qur’an setiap ba’da shalat dan infaq dari uang jajan harian Rp 5000/minggu.
Sedangkan target saya yang akan diberikan ke anak-anak adalah: menemani shalat jama’ah, membacakan sirah Nabawiyah dari buku Muhammad Teladanku, membacakan satu hari satu ayat Al Qur’an tematik.

Dalam sepuluh hari pertama, anak-anak menjalankan programnya masing-masing tanpa kendala. Tentunya masih harus diingatkan, karena mereka belum terbiasa membaca Al Qur’an setelah shalat dzuhur dan ashar. Biasanya hanya di waktu Maghrib (dan kadang-kadang Subuh). Amazingly, anak-anak cepat terbiasa dengan rutinitas ini.
Tepat sebelum Ramadhan, Naufal sebenarnya baru saja tamat belajar tahsin menggunakan buku Ummi (sejenis buku Iqro’). Rasanya terbilang lambat dibanding anak-anak seusianya yang bahkan sudah khatam Al Qur’an. Jadi di awal Ramadhan lalu adalah pertama kalinya Naufal mulai membaca Al Qur’an. Dan masih terbata-bata tentunya.
Dia memulainya dari juz 30, yang dilakukan secara talaqqi bersama saya atau Abi-nya (kalau sedang di rumah). Sedangkan Kayyisha masih tilawah lewat buku Ummi kelima. Karena program tilawah ini dilakukan intens, saya melihat perkembangan membaca Al Qur’an pada Naufal dan Kayyisha berkembang pesat. Biasanya, karena hanya dilakukan sekali sehari, jadi progresnya lambat. Bahkan kadang maju mundur.
Di akhir Ramadhan, alhamdulillah Naufal sudah berhasil menamatkan 2 juz Al Qur’an, yaitu juz 30 dan juz 1. Sedangkan Kayyisha juga melesat hingga ke pertengahan buku Ummi keenam, dan insyaallah akan beranjak ke Al Qur’an dalam waktu dekat.
Program Mencintai Al Qur’an
Tujuan program ini, bukan untuk mengejar kuantitas bacaan. Saya kurang setuju, apabila seorang pembaca Al Qur’an yang masih pemula sudah dikejar kuantitas jumlah bacaannya. Titik utama kami saat ini adalah, agar anak-anak mencintai interaksinya bersama Al Qur’an. Seperti tema programnya yaitu ‘Menjadi Sahabat Al Qur’an’, maka saya berharap anak-anak semakin intens berinteraksi dan menjadi sahabat Al Quran.
Sambil berjalan, saya sering menjelaskan betapa kelak Al Qur’an akan menolong kita, menjadi syafa’at di Yaumil Hisab dan penerang jalan kita di Shiratal Mustaqim. Ini juga yang menjadi bagian dari doa-doa kami sepanjang interaksi.
Evaluasi Pasca Ramadhan
Usai Idul Fitri, kami sekeluarga kembali melingkar, melakukan evaluasi hasil program Ramadhan masing-masing. Ada rasa lega, karena beberapa target tercapai dan ada rasa sedih, karena ada yang belum sempurna.
Anak-anak merasa lega, karena sebagian besar targetnya tercapai seperti Full Tarawih, Full Tilawah, berusaha untuk shalat jama’ah dan infaq. Bahkan Kayyisha akhirnya berhasil melewati target yang sama dengan Naufal. Mereka konsisten melakukan rutinitas ibadah Ramadhan-nya. Malah Umminya yang tarawihnya bolong-bolong nih.
Menutup program Ramadhan tahun ini, kami sedih karena bulan yang membahagiakan telah usai. Namun selanjutnya kami membawa tekad lebih besar, bahwa kami akan meneruskan program tilawah di tiap waktu shalat ini meski tak lagi Ramadhan. Karena kami masih berusaha menjadi sahabat Al Quran dan mencintai Al Qur’an lebih besar lagi, lebih banyak lagi dan lebih baik lagi.
Mohon doanya agar selalu istiqomah yaa.
Oya, bagi teman-teman yang membutuhkan printable daily ibadah untuk anak-anak, silakan download gratis di artikel “Mengajarkan Anak Shalat (+ Ibadah Checklist Printable) ini ya.
Keren banget…..share donk ne, step buat bikin anak mengenal qur’an…. Pas nya surat apa aj ya ?….
Mungkin aku perlu bikin postingan tentang ini ya, Yul. Thanks feed backnya ya.
Alhamdulillah …