Selama ini, saya hanya jadi penonton saja ketika teman-teman blogger mulai melebarkan sayapnya masuk ke dunia layar kaca. Juga ketika Klub Oase atau sahabat-sahabat saya diwawancara stasiun televisi dan tampil di acara khusus keluarga.
Bermimpi pun tidak. Karena memang saya tidak pernah kepikiran ingin muncul atau menampakkan diri lebih jauh lagi selain di medsos dan blog. Sudah lebih dari cukup rasanya.
Namun ketika sahabat saya, Lala dari Rumah Inspirasi mengajukan keluarga kami untuk tampil di sebuah acara talkshow di DAAI TV, saya sempat kaget dan menyangsikan diri. Memang kami siapa, hingga perlu hadir dan bercerita tentang kegiatan kami sehari-hari.
Tapi kemudian, saya berpikir tentang makna sebuah tantangan dan kesempatan. Dari semua kisah perjalanan homeschooling ini, kami harus banyak berterima kasih pada begitu banyaknya kesempatan yang diberikan Allah bagi kami untuk belajar banyak hal. Menemukan hal-hal baru dan melangkah menapaki tempat yang berbeda. Alhamdulillah ‘ala kulli haal.
Jadi ini juga yang mendorong kami – saya dan anak-anak yang tidak suka bicara di depan orang banyak ini untuk berani tampil. Berani speak up dan mencoba pengalaman baru.
Liputan dan Home Visit Tim DAAI TV
Jadilah hari Senin tanggal 29 Agustus lalu, dua orang tim DAAI TV, mbak Frida dan mas Ikhsan datang ke rumah. Kami diminta melakukan aktivitas homeschooling dan diliput oleh kamera. Dan melakukan ini ternyata susaaaaah sodara-sodara.
Kenapa? Karena kami harus melakukannya dengan rapi dan tampak formal. Padahal, sehari-hari kami melakukannya berantakan, dimana saja, banyakan becandanya, ada berantemnya dan rusuh.
Jadi urutan kegiatan yang diliput antara lain:
Tilawah dan Hafalan Al Qur’an
Kami biasa tilawah sebenarnya ba’da Maghrib. Kalau hafalan memang biasa pagi-pagi seperti saat itu. Tapi tentu saja nggak tampak rapi seperti saat diliput. Kadang saya dengerinnya sambil di dapur, nunggunya sambil bolak-balik dan nggak selalu bareng.
Namanya juga diliput, mas Ikhsan sesekali memberi arahan kepada saya untuk menunjuk halaman Al Qur’an yang dibaca anak-anak. Dan gerakannya jadi kaku gitu deh.
Menemani Naufal Menggambar Digital
Sesuatu yang amat langka saya duduk di samping Naufal dan berperan mengajarinya menggambar. Posisinya terbalik, harusnya saya yang diajarin. Hehehe.
Untuk kegiatan ini, dia sudah menjalaninya secara mandiri cukup lama. Mencari dan mengikuti tutotial pun sendiri. Salah satu keuntungannya buat saya adalah, saya bisa punya me-time.
Saat liputan DAAI TV ini, saya harus duduk di sampingnya dan berperan seolah-olah sedang membimbing Naufal menggambar.
Belajar Matematika
Naufal belajar matematika secara mandiri di Khan Academy. Sedangkan Kayyisha kadang menggunakan IXL, kadang belajar dengan saya. Dia anaknya kinestetik, jadi lebih suka belajar dengan saya. Saat pengambilan gambar kemarin, kami memang belajar beneran.
Saya memanfaatkan waktu untuk mengajari Kayyisha tentang pecahan/fraction menggunakan alat peraga. Belajar cara ini menyenangkan dan mudah dipahami oleh Kayyisha.
Rasanya, ini satu-satunya kegiatan yang tampak alami selama syuting karena memang beneran.
Biasanya, anak-anak melakukan eksperimen bedua saja. Saya paling menemani diskusinya di akhir. Tapi kali ini saya diminta hadir dan seperti memberi petunjuk.
Kegiatan berlangsung rapi. Nggak seperti biasanya yang chaos dan bikin rumah berantakan. Kadang-kadang aja kami belajar sains serius, seperti saat belajar tentang Bagaimana Cahaya Bergerak.
Eksperimen yang kami lakukan saat itu menggunakan bahan seadanya, yaitu tepung jagung (corn starch) dan air. Eksperimen detailnya akan saya buatkan postingan khususnya nanti.
Nature Walk
Jalan-jalan di sekitaran rumah yang diliput DAAI TV merupakan kegiatan mewakili travelschooling kami, perjalanan belajar. Sebetulnya, kami jarang jalan di sekitar rumah lagi untuk melihat-lihat sesuatu, karena semuanya sudah kami eksplor sebelumnya. Meski, jalan seperti ini merupakan salah satu ide mengasyikan untuk belajar outdoor.
Yang lucu saat pengambilan gambar, kami benar-benar berasa seperti sedang syuting. Mas Ikhsan dan Mbak Frida mengarahkan bagaimana kami harus bergerak, berjalan dan melihat. Seperti jongkok memperhatikan tanaman putri malu, membahas tanaman dan lain-lain.
Perjalanan singkat ini ternyata menjadi momen belajar juga. Karena ternyata kami membahas tentang kenapa ada daun yang berbau dan ada yang tidak. Jadi tanpa sengaja, sambil syuting kami juga belajar sains.
Testimoni
Akhirnya, tibalah pada momen yang sebetulnya nggak kami suka. Bicara depan kamera. Yah, paksa-paksain bisa deh. Meski nggak sekali take, karena di tengah jalan tiba-tiba bingung mau ngomong apa.
Buat Naufal, ini merupakan tantangan berat. Dia nggak suka tampil di depan kamera. Difoto pun nggak mau, apalagi diambil videonya. Saat pengambilan video sains VOLCANO, saya harus merayu beberapa kali. Sambil banyak protes ketika harus take berulang-ulang.
Saat bersama DAAI TV pun Naufal harus mengulang-ulang testimoninya dan setiap pengambilan apa yang dia ucapkan beda-beda.
Semua ini merupakan salah satu momen belajar berharga buat kami. Belajar mengalami syuting dan pengambilan gambar video, hingga kami membayangkan rasanya jadi artis sinetron (halah ;p). Melihat bagaimana mas Ikhsan bergerak membawa kamera juga membuat kami belajar bagaimana profesi kameraman saat mengambil gambar. Meski hanya beberapa jam, aktivitas ini sangat berharga buat kami.
Dan kami belum membayangkan bagaimana nanti kalau datang ke studio DAAI TV untuk melakukan talkshow. Bicara bersama presenter, psikolog dan dua keluarga homeschooler yang keren. Berada satu frame bersama mereka rasanya deg deg plasssss.
Kapan tayangnya? Saya juga belum tahu. Doakan semoga hasilnya baik dan memberi manfaat buat kami sekeluarga dan semua yang nanti menyaksikan.
kereeen sekeuarga diliput nih 😀
Horee ada artis. Hehhehe
Salut mba bisa mengembangkan diri anak di dunia agama dengan baik 🙂
Keren nih…. Homeschooling diliput
Belajar bareng emak….
Semoga nanti ada versi youtubenya ya mbak, pingin nonton 🙂
Btw, susah gak ngebujukin anak-anak untuk mau disyuting? Maksudku saat sebelum tim DAAI TV datang?
Di awal justru gampang. Pas crew-nya datang baru pada ribet deh. Gak mau wawancara, gak mau ngikutin pas diminta gini gitu. Hadeuh ;p
Kece, Teh. Kabar2in ya kalau tayang. Di rumah sepertinya ada DAAI TV…
Mba Anne. Bangga banget bisa kenal sama mba anne. Pengen nanti bisa mengikuyi jejak mba, doakan ya…
Membca tulisan ini jadi makin penasaran baca tulisan full mba ttg perjalanan ke pantura kemarin…
Oh iya. Perjalanan Panturanya masih dlm proses 🙂
Wuih, rapih bener rumah keluarga HS nan keren ini 😉
Mbak, aku juga penasaran dgn kegiatan homeschooling, ditayangkannya kapan ya mbak?
Belum tahu mba Tuty
Keren, selamat ya Mbak 😀
Butuh ketetaltenan ya buat HS.
Btw itu kucing pasrah banget diajak foto hehe
Waah, diliput TV…pastinya jadi pengalaman seru, ya.
Saya mau lihat tayangannya, dong! Kapan, ya?
Waaah..barakallah Mba Anne^^
Memang sekarang home schooling lagi banyak diliput ya Mba? Hehehe. Saya masih maju mundur cantik mau HS anak-anak, hiks. Kayaknya bakal sering ngintip sakola bumi nih buat referensi 🙂
Aku penasaran nih kapan tayangnya. Kebetulan DAAI kalau di tempatku lumayan jernih jadi bisa liat deh.