Masih bingung menentukan jadwal harian anak HS? Kadang saya masih, galau tentang kegiatan anak-anak. Sebenarnya Naufal dan Kayyisha itu sudah teratur melakukan kegiatan mereka, tapi kadang ada hal-hal yang menurut saya, orang tuanya, perlu ada upgrading.
Jadinya jadwal harian mereka memang berubah-ubah. Secara berkala kami mendiskusikan apa perlu ada rearrangement lagi supaya jadwal mereka lebih rapi.
Ada dua tips yang saya pakai dalam membuat jadwal harian anak-anak:
- Sesuaikan dengan target masing-masing anggota keluarga.
Misalnya dalam pendidikan agama.
Dalam keluarga saya, fokus pendidikan agama dilakukan bertahap. Dalam hal belajar Al Qur’an misalnya. Sebelumnya, kami mengutamakan engagement mereka pada Al Qur’an itu sendiri (baca: Menanti Binar Mata). Belum menekankan harus bisa lancar membaca dan menghafal sekian juz. Tapi merutinkan membahas keseharian berdasarkan Al Qur’an sambil interaksi keseharian aja.
Sekarang alhamdulillah, mereka sudah mulai butuh membaca AL Qur’an setiap hari dan meminta tambahan hafalan, karena dirasa kurang banyak surat yang sudah dihafal.
Akhirnya kami menyusun ulang jadwal harian yang menyertakan hafalan rutin One Day One Ayat.
- Sesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
Kadang saya punya ekspektasi tinggi, ingin anak-anak belajar A, B, C. Coba lihat jadwal mereka sebelumnya di sini. Jadwalnya kelihatan padat, karena masih ada beberapa daftar yang ada intervensi orang tua di sana.
Kenyataannya, waktu mereka kurang untuk mengelola itu semua dan list-list itu nggak berguna. Catatan penting buat saya, jangan banyak membebani mereka dengan beragam agenda (baca: Anak Harus Bahagia) dan pahami minat mereka juga. Jangan lupa, ada hak tubuh, bermain, mengeksplorasi dunia mereka tanpa campur tangan kita.
- Sesuaikan dengan agenda orang tua.
Enaknya jadi anak HS, kegiatan keluarga sifatnya customised. Nggak ada satu orang yang mendominasi yang lain. Nggak ada judulnya orang tua nggak punya me time atau nggak bisa beraktualisasi diri.
Justru itu, ini sebuah kesempatan buat kita untuk bisa mengatur agenda anak-anak disesuaikan dengan kebutuhan orang tua. Dan lagi, seluruh agenda yang kita buat harus bersifat fleksibel. Nggak usah terlalu terpaku, namun sesuaikan dengan kondisi.
Sudah beberapa bulan terakhir, Naufal menambah jadwal lesnya. Sekarang dia mulai belajar digital art dan manga school, yang cukup menyita waktu dan bertabrakan dengan agenda rutin biasanya. Alhamdulillahnya, les digital art ini meski memakan waktu maksimal 3 jam per sesi, tapi pilihan harinya fleksibel. Begitu juga dengan jadwal les pianonya Kayyisha.
Anak-anak juga sempat mati gaya beberapa lama karena mulai lepas dari jadwal mereka masing-masing dan saya lupa mengingatkan. Ternyata kami memang perlu refreshing, mengubah jadwal supaya terasa ada semangat baru.
Berikut jadwal harian Naufal dan Kayyisha sekarang


Kalau dibandingkan dengan jadwal harian sebelumnya, yang ini kelihatan lebih banyak waktu luang. Iya memang, anak-anak paling belajar matematika, science, writing dan sebagainya kurang lebih hanya 1 jam. Sisa waktunya mereka bebas melakukan aktifitas apa aja, seperti baca buku, menggambar, bikin disain, eksperimen hingga nonton TV. Emaknya juga lebih leluasa menulis dan blogging.
Meski judulnya jadwal belajar, tapi belajarnya malah sedikit ya. Karena memang prinsip belajar yang kami jalankan adalah belajar dari keseharian. Jadwal ini dibuat sebagai pegangan aja kalau kami mulai “mati gaya” dan perlu aktivitas yang terstruktur supaya kegiatan lebih produktif. Kalau tanpa jadwal sudah dirasa produktif, jadwal ini sering juga kami abaikan.
Tantangan dalam urusan agenda harian ini adalah KONSISTENSI. Tentu nggak mudah untuk konsisten pada agenda yang telah kami buat ini. Ada kalanya memang kami lupa atau bosan. Ya nggak apa-apa juga. Biasanya sih lupa atau nggak konsisten ini hanya beberapa kali. Kalau sudah dirutinkan, jadi suatu kebiasaan. Bahkan tanpa perlu diingatkan, anak-anak sudah bergerak sesuai rutinitas.
Agenda yang paling mudah lupa biasanya MORNING ROUTINE dan EVENING ROUTINE.
Kenapa? Karena kedua agenda ini nggak dibuat berdasarkan minat atau pilihan anak-anak, melainkan diawali dari kewajiban yang ingin kami jadikan pembiasaan rutin (baca: Menumbuhkan Minat Anak Lewat Pembiasaan).
Apa aja sih yang terangkum dalam dua poin ini?
Morning Routine merupakan kegiatan ibadah di pagi hari. Isinya:
- Shalat Subuh berjamaah
- Membereskan tempat tidur
- Olah raga ringan pagi hari
- Mandi
- Sarapan
- Shalat Dhuha
- Menghafal satu hari satu ayat
Sedangkan evening routine lebih singkat dan lebih mudah dikerjakan, antara lain:
- Shalat Maghrib berjamaah
- Tilawah/membaca Ummi
- Makan malam
- Shalat Isya
- Gosok gigi
- Berdoa
- Tidur
Kedua kegiatan rutin sebisa mungkin kami kerjakan, penuh perjuangan dan kadang bolong-bolong. Meski alhamdulillah, di evening routine anak-anak sudah nggak perlu reminder lagi. Dan di morning routine mereka menjalankannya dengan bahagia tanpa paksaan dan drama (karena memang dibuat atas kesepakatan dan perintaan anak-anak juga).
Membangun jadwal baru, kadang terasa bagaikan energi baru yang menyemangati kami. Dari semua jadwal ini, menjalankannya tentu nggak mudah dan penuh perjuangan.
Tips dari saya, jangan langsung memulai dengan banyak agenda di awal HS. Kalau sudah mulai konsisten, baru ditingkatkan dengan menambah jadwal baru.
Satu hal yang penting, orang tua juga harus ikut bergerak bersama mereka. Ikut bergembira menjalankan agenda yang juga dibuat dengan menyesuaikan jadwal anak-anak. Anak tetap akan melihat orang tuanya.
Misalnya, akan susah mengajak anak membaca Al Qur’an kalau orang tuanya nggak pernah menyentuh Al Qur’an. Dan sulit mengawal anak-anak menghapal Al Qur’an kalau orang tua belum menghapal ayat atau surah tersebut.
Jadi, jangan hanya anak-anak yang mempunyai jadwal. Orang tua juga harus ikut membuat jadwal harian dan konsisten dengannya. Insya Allah anak-anak akan mengikuti. Karena, “children see children do”.
Wah keren ya bunda HS. Jadwal hariannya kayanya bikin betah anak belajar
Aamiin, semoga begitu mb RE. Kalau udah gak betah biasanya dirombak lagi jadwalnya 😉
pengalaman hs sih jadi lebih kekontrol aja, sama bisa belajarnya intensif 🙂
Ada no WA ga mbak?
perlu konsistensi dan pendampingan ya mbak utk berjalannya agenda HS.. bisa diterapkan juga nih buat anak2ku di rumah 🙂
jadwalnya lebih “rapih”daripada anak sekolah biasa mba…