Sakola Bumi

Life is about choices. And we choose homeschooling.

Menu
  • Home
  • About Us
  • Library
  • Contact
You are here: Home / Field Trip / Memanah, Bukan Hanya Melepaskan Anak Panah

Memanah, Bukan Hanya Melepaskan Anak Panah

May 28, 2015 by Anne Adzkia 16 Comments

DSC_0381

Lingkaran kuning itu bukan satu-satunya tujuan. Namun, ada tujuan besar yang ingin dicapai dengan belajar memanah. Apakah itu?

Saat kita mulai mengangkat busur dan menarik talinya, maka  anak panah akan meluncur menuju papan target. Tentu kita berharap anak panah tepat mengenai pusat lingkaran, bukan? Teorinya tampak mudah, tapi praktiknya, untuk bisa mencapai posisi bull’s eye itu tidak semudah perkiraan kita.

Apalagi kita sudah lebih dulu membayangkan betapa mudahnya Legolas dan kaum Elf menembakkan busur panah mengenai sasaran sambil melompat, berlari atau di atas hewan yang bergerak.

Ternyata, seni memanah ini memiliki empat kekuatan utama. Karena saat latihan memanah, tidak hanya latihan fisik namun juga pendidikan karakter.

Pak Defrizal Siregar, S.Or, MM, Presidennya Indonesia Archery Schools Program (INASP) sekaligus Archery coach mengatakan, ada empat character building yang dilatih lewat memanah.

1. Calm. Ketenangan ini diperoleh melalui pengendalian diri. Bahkan Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa jihad terbesarnya manusia adalah menahan hawa nafsunya. Nafsu-nafsu negatif seperti amarrah, harus bisa dikendalikan saat akan memanah. Membuat diri setenang mungkin dan melepaskan semua hal yang mengganggu pikiran tentu perlu latihan terus-menerus. Jika tidak, sangat sulit bisa mengendalikan anak panah dan melepaskannya menuju target.

Latihan yang rutin bisa membuat kita terlatih mengendalikan pikiran, sehingga kita bisa lebih tenang merespon sekeliling dalam aktivitas sehari-hari.

2. Focus. Setelah seluruh tubuh dan jiwa kita tenang, hal berikutnya yang diperlukan adalah fokus. Fokus pada tujuan, dan memindahkan papan target mendekati jarak pandang kita meski jarak aslinya 5 m, 7 m, 10 m atau 15 m. Kita akan berlatih memusatkan pikiran kita pada satu titik, titik target yang akan dicapai. Singkirkan hal-hal yang bisa mendistraksi fokus kita. Begitu otak terpusat di sana, tubuh pun akan merespon dan bergerak menuju target itu.

3. Brave. Menarik busur panah itu perlu keberanian, dan kekuatan tentunya. Berani mengeluarkan energi yang ada dan mengarahkannya dengan penuh keyakinan. Tak boleh ragu. Hal ini yang dilatih dalam proses memanah. Tanpanya, tak mungkin anak panah akan melesat menuju sasaran yang tidak dekat jaraknya.

4. Win. Meraih kemenangan adalah harapan semua orang. Apapun bentuknya, semua tergatung target kita. Untuk mencapainya butuh effort. No pain no gain. Tidak ada yang mudah. Dalam memanah pun, kita perlu perjuangan. Ada tubuh yang lelah, badan pegal, otot kaku dan sebagainya. Namun, demi meraih kemenangan hal-hal itu harus dipinggirkan lebih dahulu.

Nah, luar biasa, bukan? Ternyata, anak panah sampai sasaran bukanlah goal yang didapat dari aktivitas memanah, melainkan hasil sampingannya. Karena ternyata empat karakter, calm-focus-brave-win, yang akan terbentuk, menjadi sebuah kebiasaan dan membentuk karakter diri pemanah.

Kira-kira ini oleh-oleh kegiatan saya mengantarkan anak-anak mengikuti sertifikasi kemahiran memanah kemarin.

DSC_0323

Kemarin, anak-anak saya mengikuti Sertifikasi Kemahiran Memanah setelah menjalankan latihan selama beberapa bulan. Di sini, mereka melalui semacam ujian kenaikan tingkat untuk mencapai sertifikat level pre-basic, yaitu bisa meraih score minimal 100 dalam jarak 5 meter. Dan dari hasil tes sertifikasi, mereka semua dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat.

Event ini juga merupakan ajang untuk membangun suasana kompetisi, mendorong anak-anak untuk melakukan yang terbaik untuk meraih goal mereka masing-masing. Dengan adanya papan target di hadapan mereka, sudah dipastikan mereka ingin melepaskan anak panah setepat mungkin mendekati pusat lingkaran, karena disitulah poin terbesar berada.

Namun tidak seperti itu juga kami, para orang tua memandang kompetisi ini.

DSC_0353

 

Poin-poin yang saya dapatkan saat melihat usaha anak-anak adalah,

Pertama, ketekunan dan disiplin mereka mengikuti arahan para coach. Tidak mudah bagi anak-anak untuk bisa bertahan melakukan 10 rambahan tanpa jeda. Pasti ada yang lelah atau bosan. Tapi sejauh ini, tak ada satupun yang mengeluh.

Kedua, make effort. Saya melihat titik awal mereka memulai latihan. Ada yang latihannya sejak awal bagus dan melakukan kemajuan berarti setiap pekannya. Ada juga yang masih kesulitan beradaptasi dengan busur dan anak panah, sehingga tampaknya tak membuat kemajuan. Dan semua itu tampak saat sertifikasi kemarin. Effort atau usaha anak-anak sudah terlihat. Kayyisha yang tadinya tidak bisa melepas anak panah sampai ke papan, kini bisa menancapkan anak panahnya. Beberapa bahkan mengenai lingkaran kuning. Itu sebuah kemajuan. Tidak perlu membandingkan dengan Naufal, kakaknya yang sudah konsisten sejak awal dan meraih posisi ketiga kemarin.

Hal seperti ini terjadi dalam proses pendidikan di negeri ini, menyamaratakan keberhasilan anak. Mereka harus berada di titik akhir yang sama, padahal kondisi saat memulai dan kecepatan perkembangan tiap anak meskipun usianya sama tentu berbeda.

Lalu mereka dibandingkan satu sama lain, diberi label bahwa anak yang hasil akhirnya lebih sedikit sebagai anak bodoh. Tanpa menilai seberapa besar effortnya.

Ketiga, konsisten. Saya bangga dengan konsistensi mereka untuk melakukan yang terbaik. Tidak terintimidasi oleh kemajuan teman yang lain, namun tetap termotivasi.

Keempat, fair play. Bermain fair dalam kompetisi olah raga adalah keniscayaan. Latihan untuk selalu bersikap fair pada siapapun, adalah sebuah pendidikan karakter yang bagus. Tidak curang dan mendengarkan apa yang diarahkan coach adalah yang terbaik buat mereka.

Kelima, fun. Saat sebuah aktivitas tidak lagi dilakukan dengan bahagia, apalah artinya. Terutama buat anak-anak, karena momen belajar bagi mereka harus dasarnya fun activity, tidak ada tekanan dan tuntutan, apalagi ambisi untuk menjadi juara. Kalau semua step-stepnya dilalui dengan baik dan bahagia, kemenangan apapun bentuknya, akan diraih. Tinggal bagaimana kita masing-masing memaknai bentuk kemenangan itu.

Yang pasti, baik anak-anak maupun orang tua sangat bahagia. Apalagi kegiatan kemarin, kami akhiri dengan acara makan-makan. Memang tidak ada yang tidak seru kalau Klub Oase sudah kumpul, lalu makan. Buat para ortu, inilah yang akhirnya menjadi inti perjalanan kami. Makaaaaaaan :D.

 


DSC_0433

Related Posts

  • Archery with OaseArchery with Oase
  • Beda Tipe Kepribadian yang Bisa Menimbulkan KonflikBeda Tipe Kepribadian yang Bisa Menimbulkan Konflik
  • Ketika Orang Tua Harus Menjadi TeladanKetika Orang Tua Harus Menjadi Teladan
  • Membangun Karakter Lewat Latihan PianoMembangun Karakter Lewat Latihan Piano
  • 4 + 7 Manfaat Mendongeng Bagi Anak4 + 7 Manfaat Mendongeng Bagi Anak
  • Mencari Harta Karun MalioboroMencari Harta Karun Malioboro

Share this:

  • Email
  • Print
  • Twitter
  • Facebook
  • Google
  • Pinterest

Filed Under: Field Trip, Outdoor, Perspective, Physical Exercise Tagged With: Archery, character building, olahraga, Panahan, pendidikan karakter

About Anne Adzkia

Fulltime mum of two adorable kids, wife of an amazing man, homeschooling mum, dentist, author, blogger, story teller, traveler, amateur photographer.
Follow me on twitter @anneadzkia21, instagram Anneadzkia and facebook Anne Adzkia Indriani.

Comments

  1. Nadia Khaerunnisa says

    May 28, 2015 at 3:03 am

    Menarik sekali, saya tertarik dengan memanah ini tapi belum ada kesempatan buat nyoba. Kayaknya asyik kalo bisa belajar bareng anak. Mengingat memanah ini salah satu dari 3 olahraga yg pernah disebut rasul.

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 3:08 am

      Betul Mak, bisa dicoba. Saya jg tertarik krn selama ini yg ikut baru anak-anak aja.
      Makasih udah mampir ya.

      Reply
  2. Rizqa Amalia says

    May 28, 2015 at 3:38 am

    Wah tertarik banget abis baca sharingnya mak..
    Selain buat anak juga bisa buat dewasa ya mak ?

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 3:56 am

      Bisa banget. Dewasanya juga banyak kok.

      Reply
  3. yanti says

    May 28, 2015 at 4:09 am

    Kerren…Mak, perlu di coba nih. Itu lokasinya dimana?

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 4:30 am

      Di Depok mak. Tp di jabodetabek mah banyak. Mak Yanti tinggal dimana?

      Reply
  4. Tetty Hermawati says

    May 28, 2015 at 4:29 am

    Mak, kalau yang di tanah baru itu bogor bukan? “yang tadi disebut dikomen facebook” Wah kebetulan kalau iya saya tinggal di bogor. Malah saya sama suami juga suka olah raga begini. Makasih ya Mak infonya 🙂

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 4:31 am

      Di Depok, deket kan dari Bogor 🙂
      Di Bogor spt udah ada juga, kalo ga salah.

      Reply
  5. Annisa Steviani says

    May 28, 2015 at 4:52 am

    kalau di jakarta di mana ya? mauuuu buat anakkuuuu 😀

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 5:05 am

      Di Depok ini mbaaa

      Reply
  6. turiscantik says

    May 28, 2015 at 6:24 am

    dari dulu pengen bangettt les memanah krn liat film hobit heheh

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 6:26 am

      Yuuk biar bisa gandeng Legolas kan, mak ;p

      Reply
  7. Intan says

    May 28, 2015 at 2:10 pm

    Jadi pengen belajar memanah.
    Salam kenal. http://curhatcerdas.blogspot.com/

    Reply
    • Anne Adzkia says

      May 28, 2015 at 2:43 pm

      Salam kenal juga ^^

      Reply
  8. aisy says

    October 8, 2016 at 3:38 am

    salam kenal…bermanfaat bgt infonya..br hunting renang n anak2.. n mengajarkan binatang2 pd anak ttp binatang..br bkunjung ke minizoo.

    Reply
  9. Mylo says

    July 21, 2017 at 4:31 am

    Mba… saya ingin tau jadwal dan harga utk memanah ini serta syarat2 nya.. tks

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Twitter

Latest Posts

  • Road To Eksplorasi Pakis Banyumas
  • Kenalan Lagi dengan Homeschooling, Yuk
  • Ketika Anak Kita Memulai Traveling Sendiri
  • Skill Yang Mulai Hilang Pada Anak Digital
  • Review Buku “Aku Belajar, Tapi Gak Sekolah”
  • Belajar ala Anak Homeschooling lewat Eksplorasi (1)
  • Ofest, Ujiannya Anak-anak HS di Klub Oase
  • Ofest, Ketika Orangtua Belajar Melepas Anak-anaknya
  • Belajar Menjadi Sahabat Al Quran di bulan Ramadhan
  • Mengikuti UNPK atau Ujian Paket A

Follow Posts via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Categories

  • Adventure
  • Character Building
  • Earth Study
  • Family Time
  • Field Trip
  • Islamic Subject
  • Kids' Project
  • lifeskill learning
  • Literacy
  • Outdoor
  • Parenting
  • Perspective
  • Physical Exercise
  • Printable
  • Science
  • travelschooling
  • Unschooling
  • You Need To Know

Archives

  • September 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • October 2017
  • September 2017
  • July 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • April 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • July 2015
  • May 2015
  • March 2015
  • February 2015
  • January 2015
  • November 2014
  • October 2014
  • September 2014
  • August 2014
  • July 2014
  • May 2014
  • April 2014
  • February 2014
  • January 2014
  • December 2013

Contact

Email: [email protected]
Facebook: Anne Adzkia Indriani
Twitter: @anneadzkia21
Instagram: Anneadzkia

Most Viewed

  • Mengikuti UNPK atau Ujian Paket A
    Mengikuti UNPK atau Ujian Paket A
  • Memanah, Bukan Hanya Melepaskan Anak Panah
    Memanah, Bukan Hanya Melepaskan Anak Panah
  • Jadwal Harian Anak HS
    Jadwal Harian Anak HS
  • Memelihara Ulat
    Memelihara Ulat
  • Mengajarkan Anak Shalat (+Ibadah Checklist Printable)
    Mengajarkan Anak Shalat (+Ibadah Checklist Printable)
  • Jadwal Harian Naufal - Kayyisha
    Jadwal Harian Naufal - Kayyisha
  • Siapa Yang Menjadi Guru Homeschooling?
    Siapa Yang Menjadi Guru Homeschooling?
  • Petting Zoo, Arena Bagi Pecinta Hewan
    Petting Zoo, Arena Bagi Pecinta Hewan
  • Evaluasi Homeschooling 2016 dan Resolusi 2017
    Evaluasi Homeschooling 2016 dan Resolusi 2017
  • Mengatasi Kecanduan Game Tanpa Banyak Bicara
    Mengatasi Kecanduan Game Tanpa Banyak Bicara

Archives

Join Here

Join Here

Tags

adventure anak-anak animal lover Archery character building cook eksplorasi experience experiment experiments family time field trip fun with family guru anak hs hiking history homeschooling HS karakter kids activity kids chef kids writing klub oase learning liputan daai tv literacy menemukan minat anak me time minat anak minat dan bakat minecraft olahraga orang tua homeschooler parenting passion pendidikan karakter pramuka klub oase projects Ramadhan sains science story traveling with kids travelschooling unschooling

Grab My Banner

Sakolabumi

DMCA.com

Visitor Trails

  • Nida on Evaluasi Homeschooling 2016 dan Resolusi 2017
  • Levi Rosalina Zaenal on Road To Eksplorasi Pakis Banyumas
  • Gina Hendro on Road To Eksplorasi Pakis Banyumas
  • Irma on Tantangan Homeschooler Pemula di Tahun Pertama (1)
  • Evawani Tomayahu on Tantangan Homeschooler Pemula di Tahun Pertama (1)
  • Noorma on Ketika Anak Kita Memulai Traveling Sendiri
  • Idah Ceris on Ketika Anak Kita Memulai Traveling Sendiri
  • susie ncuss on Ketika Anak Kita Memulai Traveling Sendiri

Copyright © 2019 · Sakola Bumi · Custom Genesis Design by The Choco BD

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.