
Dalam catatan Lima Pilar Yang Dimiliki Anak-anak yang Bahagia lalu, disebutkan salah satunya karakter yang dimiliki anak yang bahagia adalah percaya diri.
Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri sejak dini tidak takut membuat kesalahan saat belajar hal-hal yang baru. Mereka yakin bahwa mereka akan sukses dengan selalu berusaha secara maksimal tanpa perlu meminta bantuan orang lain (guru atau orang tua).
Anak-anak yang percaya diri tidak ragu berteman dengan teman baru, tapi tetap waspada pada orang asing. Mereka mau berteman dan berusaha menjadi teman yang baik. Kalau ada orang lain yang memintanya melakukan sesuatu yang menurut mereka tidak baik atau tidak sesuai keinginan, mereka berani menolak dengan cara yang baik dan menyampaikan apa keinginannya. Anak-anak yang percaya diri mampu membangun dan membesarkan dirinya dan bicara sesuai kondisi dengan suara yang sopan.
Lalu saya melihat kondisi anak saya, Kayyisha yang sangat pemalu. Karena sifatnya ini, seringkali dia tidak menjawab dengan jelas kalau ada yang bertanya. Even oleh keluarga. Dan saya melihat, sepertinya dia masih bisa didorong sedikit untuk lebih berani.
Awalnya, latihan membangun percaya diri ini kami lakukan di rumah dengan cara membuat event Presentation Night mingguan. Saat pertama kali harus tampil di depan, Kayyisha stress. Dia sampai menangis, padahal yang menjadi penonton hanya saya, suami dan Naufal. Dan dia hanya perlu membaca (read aloud).
Tapi memang kejadian ini hanya berlangsung satu kali. Berikutnya Kayyisha mulai berani, bisa bicara dengan suara jelas (walau malu-malunya masih tampak). Memang butuh proses, ya.

Latihan kedua membangun percaya dirinya adalah lewat latihan balet. Kayyisha beberapa kali tampil di depan umum dan dia berhasil menaklukkan groginya. Sepertinya yang ini lebih mudah, karena dia tampil banyakan.
Nah, ketika Kayyisha ditawari untuk konser oleh guru piano-nya, saya tidak berharap banyak. Hanya iseng-iseng aja cerita kalau di Kawai itu ada program konser. Dan suatu ketika, dia bertanya lagi apa itu konser. Yang mengejutkan, Kayyisha bilang ingin coba ikut konser.

Ini pencapaian yang luar biasa, secara dia itu pemalu banget. Sampai sekarang, kalau ada yang bertanya (orang yang dikenal) suaranya masih pelan. Tapi dengan inisiatifnya ikut konser, saya berani bilang kalau percaya dirinya sudah naik 180 derajat.
Momen-momen menjelang konser, dia hanya terlihat sedikit grogi. Dan untuk mengatasi groginya itu, tanpa diminta dia latihan keras. Mungkin dengan banyak berlatih, akan meminimalisir kemungkinan membuat kesalahan yang akan bikin dia malu.
Alhamdulillah, jelang tampil, Kayyisha confident sekali. Di atas panggung, dia bisa memainkan piano dengan tenang dan penuh penghayatan. Semua saran dari gurunya dilaksanakan dengan baik.
Berikut video konser piano Kayyisha minggu lalu:
Wah makasih Mbak Anne sudah di share ceritanya. Jadi terinspirasi melatih kepercayaan diri anak. Kebetulan sudah ikut kelas musik juga. 😀
Sama2 🙂 makasih udah mampir yaa.
Wah, mba kayyisha keren..selamat ya. Kalo Aya In shaa Allah november nanti konsernya 😀
Yay, sukses ya, Aya. Mbak Nia masih di NZ atau sudah pulkam?
Terima kasih sekali Mbak, saya jadi ada gambaran untuk mengatasi rasa kurang percaya diri Faiz.
Sama-sama mbak ^^
Wow…. senangnya baca blog ini sangat positif dan memotifitasi. Selamat sukses selalu Mbak Anne dan keluarga di Indonesia.
Makasih Kak Janeee. Miss you heaps.