Ofest, Ujiannya Anak-anak HS di Klub Oase

ofestHati saya masih “teraduk-aduk” kalau mengingat Ofest yang baru berlalu beberapa hari. Bagi saya, Ofest merupakan satu catatan penting yang menjadi salah satu pijakan ke sekian dalam perjalanan homeschooling anak-anak saya. Saya menamakannya ujian.

Ujian tidak selalu berupa kumpulan pertanyaan. Ujian juga tidak harus selalu yang sifatnya tugas atau perintah. Ujian seringkali merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan.

Dalam homeschooling keluarga kami, cukup banyak kejadian yang merupakan bahan belajar, ujian dan bisa dipetik hikmahnya. Salah satunya Ofest ini. Secara legal, anak saya tentu tetap mengikuti ujian persamaan untuk mendapatkan legalitas resmi dari pemerintah. Catatan tentang Ujian Paket A yang dilalui Naufal bisa dilihat di blog ini.

Hampir 4 tahun lamanya keluarga kami bergabung bersama keluarga homeschooler lain di Klub Oase. Bukan sekali dua kali kami menyelenggarakan event homeschooling yang melibatkan banyak peserta.

Tahun 2015 awal Klub Oase mengadakan Bincang Seru Homeschooling di Museum Bank Mandiri. Lalu di tahun 2015 juga ada sebuah event tingkat nasional yang digawangi oleh Klub Oase, yaitu Festival Pendidikan Rumah (Fesper) di Cibodas yang melibatkan lebih dari 500 orang. Kemudian Bincang Seru kedua juga tak kalah seru, dilaksanakan di Gedung Kemdikbud yang menjadi rangkaian kegiatan Pesta Pendidikan 2016 lalu.

Di tahun 2017 ini, kami kembali mengadakan event, namun ada satu hal yang berbeda. Kali ini yang menjadi panitia adalah anak-anak usia 11-16 yang tergabung dalam anggota Pramuka Penggalang Klub Oase. Alias anak-anak kami.

Kalau biasanya yang sibuk menjadi panitia adalah para orang tua, kali ini yang menjadi panitia adalah anak-anak, dengan dibantu beberapa orang tua sebagai mentor mereka.

para panitia Ofest yang terdiri dari anak-anak remaja Klub Oase

 

Tentang Ofest

Sebagaimana yang pernah saya ceritakan dalam catatan persiapan Ofest ini: Ofest, Ketika Orangtua Belajar Melepas Anak-anaknya, kini Ofest sudah dinyatakan selesai dan bisa dikatakan sukses. Tapi berpuas diri tidak cukup. Anak-anak tetap menjalankan proses evaluasi. Dimana dari evaluasi ini mereka tetap harus belajar dari pengalaman perjalanan mereka.

Persiapan Ofest yang dilaksanakan lebih dari 2 bulan ini tentu menyisakan banyak cerita. Buat saya dan Naufal, Ofest ini bisa dikatakan merupakan sebuah pijakan penting dalam langkahnya menuju sebuah gerbang baru.

Naufal menerima tanggung jawab sebagai anggota tim hadiah dan tim mini eksplorasi. Dia juga menjadi salah satu presentan Oase Eksplorasi 2016 dan crew pemutar background (kruput).

Betapa tanggung jawab yang diemban tiap anak, meski sedikit mempunyai peran yang cukup penting. Apalagi di beberapa bagian yang besar, perannya akan sangat berpengaruh.

persiapan ofest
persiapan pembuatan video. foto by Lini

Ujian Melalui Ofest

Tepat di momen Ofest, Naufal menginjak usia 13. Sebuah titik balik peralihan menuju masa remaja secara biologis dan mental. Banyak hal-hal yang berubah seiring proses penambahan usia ini. Yang tampak jelas adalah pertumbuhan fisik.

Namun ada satu hal yang kami anggap penting, yaitu tanggung jawab.

Tanggung jawab ini mencakup kesiapan mental untuk mengenal diri sendiri dan aware dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pembicaraan di keluarga, kami membahas hal ini secara detil, tentang hal-hal apa yang mulai berubah seiring dengan perkembangannya.

Saya pernah menulis sebuah status facebook sebagai berikut:

Selama persiapan Ofest ini saya nggak banyak ikut ambil bagian. Saya lebih banyak melepas anak-anak dibimbing oleh mentornya dan memberikan kesempatan mereka untuk memilih dan memutuskan kapan harus mulai bergerak.

Jadi posisi saya mirip seperti wali murid anak sekolahan. Bedanya, interaksi saya dengan para guru, dalam hal ini adalah kakak mentornya anak-anak, cukup dekat. Jadi ketika ada sesuatu yg harus mendapat perhatian lebih, para mentor bisa langsung kontak saya dan kita bisa saling diskusi.

Masa-masa ini rasanya gimanaaa, karena ternyata melepas anak-anak pelan tanpa banyak intervensi orangtua juga nggak mudah. Gemes aja pengen mengingatkan. Tapi ini momen yg tepat utk belajar, baik utk saya maupun anak-anak. Dan saya melihat teman-teman yang lain sudah melakukan lebih dahulu kepada anak-anaknya.

Begitu tadi melihat anak-anak all out melaksanakan event Ofest-nya, bikin air mata sering meleleh. Mereka memang sudah makin besar, sudah makin mandiri, makin dewasa. Mereka bisa bekerja sama mewujudkan goal mereka, tanpa kendala berarti.

Kalau biasanya kami yang sibuk jadi panitia, hari ini kami lebih banyak jadi penonton. Anak-anak bergerak otomatis sesuai arahan kakak mentor saat gladi resik. Di akhir acara mereka berkumpul penuh keharuan. Aah…how time flies.

Anak-anak yg biasa menunggu di kids corner, sekarang yang menjadi panitia. Semua seakan bergerak terlalu cepat dari bayangan saya. *Duh ini emak2 bapernya blm beres*

Alhamdulillah Ofest hari ini berjalan lancar, dengan beberapa catatan yang kami tuliskan di buku masing-masing. Well done, kids. We’re so proud of you.

 

Selama persiapannya, saya melihat Naufal jatuh bangun berusaha menjalani perannya. Dia masih merasa berat dan kesulitan untuk bekerja sama. Karena terkait jarak juga.

Seringnya ketidakhadiran Naufal dalam persiapan membuat dia semakin kehilangan arah dalam menjalankan tugas. Pelan-pelan saya melihat, apakah mungkin dia belum merasa siap menjadi bagian dari Ofest ini hingga beberapa kali saya bertanya ulang tentang komitmennya.

Di satu sisi, dia membutuhkan Oase Eksplorasi sebagai sarana belajar. Tapi dia merasa kesulitan menaklukkan beberapa kekhawatirannya dirinya, seperti kurang percaya diri, bingung menentukan langkah, dan sulit membagi waktu dengan aktivitas lain.

Padahal dia memegang amanah yang tepat, yang bisa dikerjakan jarak jauh. Namun tetap saja menemui kesulitan.

Saat persiapan presentasi, kami juga banyak komunikasi. Dia sempat stress membayangkan harus bicara di depan 200an audience. Disini, Naufal belajar tentang menaklukkan rasa khawatirnya.

 

Evaluasi Bersama Pasca Kegiatan

Pasca Ofest, kami kembali berduskusi tentang bagaimana performa Naufal dan peran sertanya dalam kegiatan Ofest ini. Apakah dia sudah merasa puas, komplen atau bagaimana. Bersama kakak-kakak mentornya juga dia berdiskusi, dan dia mengungkapkan bahwa harus lebih percaya diri lagi ke depannya jika mendapat tugas sebagai pengumpul haadiah, yang harus mencari sponsor.

Dari hasil diskusi kami, saya melihat beberapa hal yang membutuhkan improvement. Diantaranya:

– keberanian untuk keluar dari zona nyaman

– percaya pada kemampuan diri sendiri

– siap menchallenge diri, tidak hanya mencari tantangan yang paling mudah

– belajar mandiri. Diantaranya, berani berpergian sendiri dan mengambil keputusan yang penting buat dirinya.

– mencatat to do list dalam agenda, sehingga tahu kapan deadline tugasnya

– membuat mindmap untuk memetakan pikiran sebelum menjalankan tugas

 

Naufal masih banyak tertinggal dari beberapa teman seusianya. Namun bukan berarti itu kekurangan yang membuatnya bisa berkata “ya sudah, mau gimana lagi.” Saya mencoba mendorong dia untuk berbuat lebih banyak hingga ke titik maksimal yang sanggup dilakukannya.

Catatan Naufal tentang Ofest: Ofest Journal

Salah satu contohnya adalah ketika dia diminta memilih untuk bergabung di Tim A (panitia) atau Tim B (peserta) dalam Oase Eksplorasi berikutnya. Naufal menjawab, “I want to be in Team A, but it’s easier to be in Team B”.

Saya tekankan, jangan memilih yang aman dan gampang saja. Try to challenge yourself. Kalau nanti kamu nggak mampu, kamu bisa bilang. Dan pilih bidang yang lebih bisa dijalankan. Yang penting, jangan berpuas diri dan mencari zona ternyaman.

Proses ini masih berjalan. Sejatinya, perjalanan belajarnya belum selesai. Baik bersama Oase Eksplorasi maupun dalam kegiatan lainnya. Pun dalam memutuskan keikutsertaannya dalam Tim A atau Tim B, Naufal masih galau. Untuk sementara, dia sudah berani mencoba untuk bergabung dengan Tim A, dan ini merupakan satu lompatan baru untuknya.

Dia akan menemukan banyak hal yang tidak mudah dalam proses menuju Eksplorasi ini. Sekali lagi, saya yang harus lebih bersabar menemani perjalanannya.

evaluasi ofest
suasana evaluasi pasca ofest

One thought on “Ofest, Ujiannya Anak-anak HS di Klub Oase

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *